Bandar Lampung (Lampost.co)—-Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan bahwa dirinya tetap bisa melakukan pemantauan terkait kasus perundungan yang beredar di internet meskipun hingga saat ini dirinya tak memiliki media sosial.
“Kemarin ada anak yatim yang dipukuli sama temannya sampai hidungnya patah, saya tahu dari media sosial dan langsung datang ke Pesawaran,Lampung,” katanya di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, informasi yang beredar di media sosial mengenai kasus perundungan dan peristiwa yang berkaitan dengan perlindungan sosial lainnya bisa diketahui melalui asisten yang memang bertugas membantu tugasnya untuk menangani hal-hal tersebut.
“Saya dikasih tahu, ada yang mencarikan, oh, ini ada hubungannya, jadi saya ketemu,” ucapnya.
Berkaitan dengan akun yang mengatasnamakan dirinya di media sosial, Ia menegaskan bahwa itu bukanlah akun resmi miliknya, melainkan dibuat orang lain demi mendapatkan keuntungan dari iklan.
Ia mengatakan bahwa alasan untuk tidak memiliki akun media sosial hingga saat ini karena ingin fokus dan tidak mau terganggu konsentrasinya dalam menjalankan tugas-tugas negara sebagai menteri sosial.
“Coba bayangkan masuk aja lima ribu komentar atau pesan setiap pagi lewat medsos, pusing kepala saya, dan bisa gak mikir jadi menteri sosial,” ujarnya.
Hal itu, kata dia, belajar dari pengalaman sejak menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, di mana saat awal dilantik dirinya harus berhadapan dengan banyaknya pesan yang masuk melalui akun sosmed sehingga mengganggu konsentrasinya.
“Saya mohon maaf, saya memang kalau lagi selesaikan masalah saya gak bisa diganggu karena apapun butuh fokus untuk penyelesaian masalah, kalau saya tidak fokus gak terkejar waktunya,” kata Risma.
Sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini gerak cepat mengunjungi korban perundungan teman sekolah hingga mengalami patah hidung di Desa Sukaraja, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran.
Usai melihat vidio perundungan yang sempat viral menimpa ADL (14), dirinya langsung mendatangi kediaman korban untuk memberikan dukungan kepada korban.
“Setelah mendapatkan informasi kalau korban ini anak yatim piatu, saya rasa sangat penting untuk saya datang langsung ke sini, karena saya tau rasanya ketika ada anak yatim piatu menjadi korban perundungan, mereka tidak ada tempat untuk mengadu, makanya kami langsung datang,” ujarnya.
Rismaharini juga memberikan bantuan kepada anak yatim piatu yang menjadi korban perundungan di Kabupaten Pesawaran,Lampung.
Kunjungan tersebut, dilakukan Risma usai mendapatkan informasi mengenai kasus perundungan kepada anak yatim piatu di Kabupaten Pesawaran di media.
Ia mengatakan dengan adanya informasi tersebut maka pihaknya segera mengunjungi anak korban untuk memberikan bantuan secara langsung serta melihat kondisi anak tersebut.
Dirinya juga mengatakan, Kemensos juga meminta kepada pihak pemkab setempat untuk memperhatikan anak-anak yang memang sudah ditinggal orang tuanya meninggal dunia.
“Jadi memang, dalam Undang-Undang Dasar Nomor 34 anak yatim piatu menjadi tanggung jawab pemerintah, makanya saya pesan kepada pemerintah daerah, untuk selalu menjaga dan memastikan rasa aman untuk anak yatim yang ada di daerahnya,” ujar dia.
Diketahui tiga bulan lalu ADL(14) anak yatim piatu yang kehidupannya bersama kedua kakaknya ditopang oleh tetangga terdekat di Desa Sukaraja Kabupaten Pesawaran, mengalami perundungan oleh teman sebaya di jam sekolah sehingga mengakibatkan beberapa cedera di hidung serta kepala.
Nurjanah