Liwa (Lampost.co)—Produksi kopi petani di Lampung Barat tahun ini dipastikan menurun. Kabid Perkebunan Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Sumarlin mengatakan pihaknya memastikan jika produksi kopi tahun ini menurun dilihat dari kondisi tanaman petani selama beberapa bulan ini, yang terlihat kurang produktif.
Penurunan produksi kopi tahun ini umumnya terjadi pada kopi Klon Tugusari. Kopi klon tugusari petani di Lambar rata-rata tersebar disemua daerah di Lambar.
“Produksi buah kopi klon tugusari tahun ini rata-rata anjlok hingga 70% lebih dari tahun sebelumnya, salahsatunya terlihat di wilayah Sumberjaya dan sekitarnya,” kata dia.
Karena itu, ia mengimbau agar petani kopi tidak hanya menanam kopi klon tugusari saja namun juga supaya menanam kopi klon lainya. Seperti di wilayah kecamatan Airhitam, selain Klon Tugusari petani juga menanam kopi klon lainya sehingga hasil panen hanya turun tidak terlalu anjlok yaitu hanya turun hingga sekitar 40 persen.
Menurutnya, penurunan produksi kopi tahun ini terjadi karena selain faktor cuaca juga bergantung cara pemeliharaan tanamanya. Jika pemeliharaan dilakukan secara maksimal maka hasilnyapun akan optimal.
Selain kurang perawatan, lanjut dia, penurunan produksi juga dikarenakan pada saat proses pembuahan terjadi curah hujan tinggi sehingga klon tidak bisa memproduksi ranting dg maksimal serta juga karena kurang pemupukan.
“Proses pembuahan tahun lalu banyak yang gagal karena curah hujan terlalu tinggi,” kata Marlin.
Sementara itu, lanjut dia, untuk tahun depan, produksi kopi petani Lambar diperkirakan meningkat. Hal itu bisa dilihat dari perkembangan kondisi tanaman kopi saat ini.
“Mudah-mudahan cuaca mendukung. Sebab saat proses pembungaan cuacanyq panas dan saat mulai pengisian ada curah hujanya tapi tidak berlebihan,” lanjut dia.
Selain itu kata dia, penyebab produksi kopi anjlok juga diperkirakan karena kopi klon tugusari mengalami
siklus produksi. Di mana setelah berproduksi banyak maka akan mengalami siklus produksi selama empat tahun. Tahun depan merupakan tahun ke-4 sehingga produksi kopi diperkirakan meningkat dengan signifikan dibanding sebelumnya.
Ia mengaku, dalam rangka meningkatkan produksi kopi, Pemkab bersama pemerintah pusat terus melakukan upaya.
Salah satunya, tahun ini telah dilakukan program paket peremajaan kopi yang bersumber dari APBN dan telah dilaksanakan pada Juli lalu sebanyak 200 ribu batang. Penerima program peremajaan itu adalah Poktan Kebuntebu, Gedungsurian dan Air hitam serta Sumberjaya dengan total 10 kelompok tani.
Program bantuan peremajaan bersumber dari APBN itu disalurkan melalui aspirasi anggota DPR RI. Untuk pengadaan bibitnya diadakan oleh Balai Besar Proteksi perbenihan tanaman perkebunan Medan terdiri bibit ditambah pupuk NPK dan organik.
Tujuanya untuk perbaikan tanaman dan diharapkan kedepanya terjadi peningkatan produksi. Bibit berbentuk stek berakar yaitu bibit entres.
“Yang pasti, Pemkab terus melakukan upaya untuk membantu petani dalam meningkatkan produksi tanamanya melalui program bantuan akan tetapi pelaksanaanya secara bertahap,” kata dia.
Sebab jumlah kelompok tani kopi di Lambar ini sampai saat ini jumlahnya mencapai 2.025 kelompok.
Nurjanah