Bandar Lampung (Lampost.co)–Pusat perbelanjaan Simpur Center Bandar Lampung kini semakin sepi. Puluhan ruko yang biasanya dihiasi berbagai jenis dagangan itu mulai ditinggalkan penyewa.
Brdasarkan penelusuran Lampost.co di sana pada Selasa, 19 September 2023, alasan pedagang menutup lapaknya adalah karena sepinya pembeli. Sepinya pembeli mengakibatkan turunnya omzet penjualan pedagang.
Salah satu pedagang pakaian, Aisha mengatakan penurunan jumlah pembeli sudah dirasakan sejak lima bulan terakhir. Menurutnya sepinya pembeli karena tergerus digitalisasi dan maraknya penjualan secara online.
“Pengunjung sekarang banyak yang beli online, padahal kualitas tidak kalah jauh hanya mereka jualnya sedikit lebih murah,” katanya.
Kemajuan teknologi dirasakan Aisha tidak melulu membawa kebaikan dalam sektor ekonomi, seperti yang dirasakan puluhan penyewa lapak di Simpur Center. Belum lagi para artis terkenal yang kini juga ikut berjualan secara online melalui aplikasi seperti Tiktok.
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, Aisha dan puluhan penyewa ruko di Simpur Center memilih tutup lapak dan mencoba berjualan secara online dari rumah. Harapannya, barang yang masih ada, bisa terjual semua.
“Sewanya perbulan Rp4,5 juta itupun tidak cukup kadang kami yang nambahin untuk bayar uang sewa,” kata dia.
Pedagang Pasar Kalah dengan Jualan Artis di Online
Hal senada dikatakan pegangan lainnya, Hendra, yang sehari-hari menjual aneka pakaian anak-anak. Menurutnya perkembangan zaman saat ini memaksa pedagang lebih inovatif dan kreatif dalam menawarkan dagangannya.
Namun meski telah mencoba berjualan secara online melalui berbagai aplikasi, Hendra mengatakan tetap sulit mendapatkan pelanggan. Kesulitan itu disebabkan banyaknya artis dan selebgram yang ikut berjualan online dengan harga lebih murah.
“Kami kalah sama mereka apalagi artis pengikutnya banyak, sekarang ikut jualan di live di Tiktok dengan harga yang lebih murah dari pusatnya langsung,” katanya.
Menurut Hendra, fenomena artis jualan online di media sosial bisa menggerus para penjual atau pedagang berskala kecil. Selain kalah dalam segi ketenaran, artis itu juga selalu menjual barang dengan harga murah yang tak masuk akal.
“Kami pedagang kecil hanya bisa apa, jelas kalah dengan mereka, sudah banyak yang pada tutup toko,” katanya.
Para pedagang berharap pemerintah dan pihak-pihak terkait dapat memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi para pedagang di Simpur Center. Pedagang juga berharap pengelola Simpur Center untuk menurunkan harga sewa ruko.
Sementara itu, Legal Corporate Simpur Center, Sychud Ismail mengakui banyak pedagang yang mulai meninggalkan rukonya. Alasannya beragam, mulai dari sepinya pedagang hingga mahalnya harga sewa.
Namun menurutnya, itu hanya bagian kecil dan tidak berpengaruh terhadap ramainya pengunjung. Ia juga mengatakan bahwa harga sewa yang ditetapkan bervariasi, mulai Rp1-4 juta per bulannya.
“Masih tetap ramai pengunjung, mungkin mereka yang dagang itu hanya musiman saja. Ruko ada sekitar 500 lengkap ada penjualan pakaian, kuliner, kafe, konter hp, dan lainnya,” kata dia.
Putri Purnama