Denpasar (Lampost.co) — Pembelajaran berbasis prinsip leading from emerging future yang berorientasi pada perubahan pola pikir dari kesadaran egosistem ke realitas ekosistem sangat krusial untuk menghadapi realitas terkini.
“Menghadapi kesenjangan sosial yang semakin menguat, butuh kerja bersama berbasis pembelajaran yang menjamin kelangsungan hidup generasi masa depan yang lebih baik,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, saat United In Diversity Foundation 20th Anniversary bertema Transforming System for Our Common Future: A Call to Collective Action di Kampus UID Bali, Minggu, 19 November 2023.
Menurutnya, perlu kerja bersama dan berkelanjutan untuk membangun kapabilitas nasional dalam proses transformasi menuju Indonesia yang lebih baik.
Saat ini, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, Indonesia menghadapi digitalisasi yang membuat perubahan luar biasa dan tidak bisa dielakkan mengubah fondasi eksistensi manusia. Hal itu membuat situasi saat ini sangat paradoks.
Namun, digitalisasi juga membangkitkan optimisme dengan berbagai peluang yang tercipta. Sementara, kelompok yang skeptis memandang digitalisasi justru meningkatkan depresi dan ketakutan karena standar kehidupan yang berubah.
Anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu menilai kondisi tersebut memicu lahirnya sejumlah kebijakan yang tidak mampu mengatasi kesenjangan yang terjadi.
Proses pembelajaran yang dilandasi pikiran, hati dan kehendak yang terbuka membuat kesenjangan di sektor sosial, ekologis, spiritual dapat disadari dan diketahui.
Terlebih, saat ini kekhawatiran dunia bukan pada ketidakmampuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengantisipasi konflik sosial dan menyudahi perang semata. Namun, kesadaran akan tingginya martabat manusia dan keutamaan kemanusiaan kian memudar.
Transformasi sistem membutuhkan daya dorong kolektif dan membutuhkan proses berkelanjutan. “Agar proses transformasi menjadi bermakna, protecting the flame of hope dapat menjadi fondasi sekaligus pendorong gerakan menghadirkan masa depan bersama sejak dini,” ujarnya.
Menurutnya, menjaga cahaya pengharapan tetap bersinar dapat menjadi motivasi untuk menyikapi keadaan dunia dan Indonesia saat ini. “Hal itu dengan merevisi kembali perumusan tujuan, terbuka pada setiap proses dan menjangkau tujuan melalui kerja bersama,” kata dia.
Effran Kurniawan