Bandar Lampung (Lampost.co)–Pemerhati Pendidikan, M Thoha B Sampurna Jaya mengatakan maraknya akun Instagram milik oknum pelajar yang diduga mempromosikan situs judi online merupakan salah satu dampak buruk era keterbukaan.
Menurutnya kemajuan teknologi dan digitalisasi saat ini menjadi hal yang sulit untuk dihindarkan. Sebab hampir seluruh aspek kehidupan termasuk pendidikan saat ini membutuhkan teknologi informasi sebagai penunjang pembelajaran.
Namun disisi lain, era keterbukaan tersebut menyebabkan perilaku remaja menjadi sulit terkontrol. Dalam hal ini, kata perlu adanya upaya pengawasan serta pendampingan yang dilakukan oleh seluruh pihak, seprti tenaga pendidik hingga orang tua.
“Jangan menyalahkan kepada peserta didik semata. Tetapi dengan era keterbukaan sekarang itu perlu tingkat pengawasan dan pendampingan dari tiga elemen masyarakat yaitu keluarga, lingkungan, dan sekolah,” kata Thoha pada Senin, 13 November 2023.
Pola perilaku remaja yang demikian, menurut Toha dapat dicegah dengan mengikutsertakan pihak kepolisian sebagai instansi yang memiliki perangkat lengkap dalam penanganan media cyber. Sehingga seluruh pergerakan akun tersebut dapat dipantau oleh kepolisian.
“Sehingga mestinya media sosial pelajar yang dinilai menyipang serta mencurigakan itu bisa dipantau oleh pihak kepolisian melalui cyber security-nya,” kata dia.
Menurut Thoha di zaman yang sudah serba digital, ketergantungan masyarakat pada teknologi merupakan sebuah keniscayaan. Peraturan sekolah tentang larangan pelajar membawa handphone bukanlah sebuah keputusan yang tepat.
“Hampir seluruh aktivitas pembelajaran sekarang kita memanfaatkan teknologi. Selain itu lepas dari jam sekolah mereka bisa tetap memanfaatkannya. Kita tidak bisa lepas dari teknologi, jadi tetap pengawasan harus dilakukan supaya penggunaan teknologi dapat dimanfaatkan secara positif oleh para pelajar,” paparnya.
Maraknya kenakalan remaja yang demikian, selain karena kemajuan teknologi yang semakin maju, kehadiran sekolah sebagai lingkungan yang menyenangkan juga menurut Thoha harus turut dipertimbangkan. Sebab lingkungan pendidikan harus dijadikan sebagai taman yang menyenangkan dalam proses pembelajaran.
“Taman itu kan sesuatu yang menarik, indah, menyenangkan, dan disukai. Dengan menciptakan sekolah yang menyenangkan sehingga betul-betul sekolah menjadi ruang bagi pengembangan karakter anak,” ujarnya.
Putri Purnama