Kotaagung (Lampost.co) —Kabupaten Tanggamus memiliki cadangan pangan sebanyak 106 ton beras untuk antisipasi elnino dan inflasi. Jumlah itu diklaim mencukupi kebutuhan masyarakat setempat jika terjadi kelangkaan beras akibat gagal panen atau terjadi inflasi.
Analis Pasar Hasil Pertanian Ahli Muda di Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (KPTPH) Kabupaten Tanggamua, S. Dharma Kesuma, mengatakan cadangan pangan yang disimpan di gudang Bulog Kanwil Lampung mencapai 28.309,09 Kg.
“Sedangkan ketersediaan beras di masyarakat dengan estimasi di sebesar 77.997,444 Kg. Total seluruhnya berjumlah 106.306,44 Kg beras,” kata dia mewakili Kepala Dinas KPTPH Kabupaten Tanggamus Catur Agus Dewanto, Minggu, 27 Agustus 2023.
Selain itu, Pemerintah Propinsi Lampung dan Bulog telah menyiapkan cadangan pangan sebanyak 100 ton beras untuk daerah yang kekurangan stok pangan. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir terjadi kelangkaan beras di pasaran.
“Apalagi saat ini, dengan kondisi geografis Kabupaten Tanggamus yang masih kerap turun hujan, sehingga memiliki ketersedian pasokan air sepanjang tahun. Dengan demikian, petani tetap dapat bercocok tanam padi,” ujarnya.
Dharma menjelaskan, di Kabupaten Tanggamus kondisi harga beras masih relatif stabil di empat pasar besar seperti, Pasar Gisting, Pasar Talangpadang, Pasar Kotaagung dan Pasar Wonosobo dengan kisaran harga rata-rata Rp 12.000 per kilogram.
“Selain itu, adanya bantuan pangan dari cadangan pangan pemerintah tahap 2 dari Bapanas berupa beras bagi 78.261 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada Oktober, Nopember dan Desember 2023 sebesar 2.347.830 kg atau 10 kg per KPM per bulan. Penyaluran melalui Bulog dengan data dari Kemensos,” ungkapnya.
Kabid Tanaman Pangan di Dinas KPTPH Tanggamus, Rahmat, mengatakan untuk menghadapi dampak elnino pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah potensi kekeringan dengan melakukan peninjauan lokasi, dan berkoordinasi dengan petugas pertanian kecamatan.
“Tujuannya untuk menginventarisasi alat mesin pompa air dan mencari sumber-sumber air yang masih bisa digunakan untuk mengairi lahan khususnya sawah,” kata dia.
Selain itu, membentuk tim satuan tugas yang bertugas melakukan pencatatan atas dampak kekeringan yang terjadi, mendampingi masyarakat tani dalam optimalisasi alat mesin khususnya pompa air, menggunakan 3 kontak aktif petani untuk mempermudah akses informasi dari lokasi.
“Berkoordinasi dengan Balai Proteksi Tanaman Dinas KPTPH Provinsi Lampung terkait peminjaman pompa air dan kebutuhan pestisida untuk penanganan Organisme pengganggu tumbuhan atau OPT,” jelasnya.
Rahmat menambahkan, luas areal sawah yang saat ini berada diposisi standing crop ( tanaman yang berdiri) seluas 6976 ha yang tersebar di 20 kecamatan, dan rencana tanam pada September seluas 3527 ha yang akan difalilitasi bantuan benih padi dari pemerintah pusat ( kementerian pertanian).
“Dari total luas areal yang ditanami padi tersebut tentunya merupakan tugas berat dari kita semua agar bersama-bersama dapat memaksimalkan potensi dalam rangka penanggulangan kekeringan akibat dampak elnino,” tandasnya.
Nurjanah