Bandar Lampung (Lampost.co) — Gerakan tanam padi nasional merupakan salah upaya Pemprov Lampung, untuk mengantisipasi akan ketersediaan pangan pada musim kemarau.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKPTPH) Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG puncak kekeringan dampak El Nino akan terjadi pada bulan Agustus hingga September.
Yang sebelumnya sempat di prediksi juga akan terjadi pada bulan Juni dan Juli, meski demikian pihaknya bentuk antisipasi terhadap ketahanan pangan akan dilakukan gerakan nasional tanam padi.
“Meskipun saat ini masih ada hujan tapi tetap kita antisipasi dengan menyiapkan untuk lakukan gerakan nasional tanam padi, yang dilaksanakan pada lahan pertanian kurang lebih sebanyak 36.000 hektare (ha) di 6 Kabupaten,” ujar Bani Ispriyanto, Minggu 27 Agustus 2023.
Terkait lokasi, pihaknya nanti akan mendata kembali kabupaten atau daerah mana saja yang akan dilakukan gerakan nasional tanam padi tersebut.
“Tapi diluar itu 36.000 ha itu masih ada yang nanam nanti akan kita cek ulang lagi, mudah-mudahan sampai dengan September masih ada hujan seperti saat ini sehingga petani masih bisa rutin nanam padi,” kata dia.
Bani juga menyampaikan, di Lampung terdapat sekurangnya 7 Kabupaten yang dinilai menjadi sentra padi antara lain, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Pringsewu, Tanggamus, Tulangbawang dan Way Kanan.
“Pada saat ini rata-rata hampir seluruh daerah yang sentra padi di Lampung mulai terdampak kekeringan, sementara untuk luas total lahan dari ketujuh daerah itu berjumlah kurang lebih 200.000 ha,” ungkapnya.
Normalnya dari keseluruhan total luas lahan pertanian tersebut, mampu memproduksi sebanyak 5,5 sampai 6 ton per ha-nya.
“Dari sekitar 200.000 ha itu kalau sekarang produktifitas itu satu ha-nya menghasilkan 5,5 sampai 6 ton per ha, jadi dikali 200.000 ha saja,” jelasnya.
Apabila kekeringan berdampak besar terhadap seluruh lahan pertanian itu, pihaknya memperkirakan kekurangan hasil produksi yang akan terjadi kurang lebih sebanyak 20.000 ton.
Nurjanah