Bandar Lampung (Lampost.co) — Sebanyak 4.688 Sekolah Dasar (SD) sederajat di 15 kabupeten/kota di Provinsi Lampung mengikuti pelaksanaan Assesment Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2023.
Jumlah ini terbagi ke dalam empat gelombang pelaksanaan, yaitu gelombang satu pada 23 – 24 Oktober 2023, gelombang dua pada 25 – 26 Oktober, gelombang tiga pada 30 – 31 Oktober, dan gelombang empat pada 1 – 2 November 2023.
Mewakili Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Koordinator Teknis ANBK Provinsi Lampung, Yudi Sepliansyah menyampaikan, pada pelaksanaan ANBK untuk jenjang SD, setiap sekolah diwakili oleh 30 siswa ditambah 5 cadangan.
“Jumlah itu dipilih secara acak oleh pusat, siswa yang dipilih kelas V, kalau yang jumlahnya di bawah 35 itu ikut semua,” ujar Yudi saat ditemui di ruangannya, Selasa, 24 Oktober 2023.
Tak jauh berbeda dengan pelaksanaan ANBK tingkat SMA/SMK sederajat sebelumnya, Yudi mengungkapkan bahwa para siswa nantinya akan dihadapkan dengan beragam soal yang harus dikerjakan. Adapun jenis soal yang disajikan yaitu numerasi dan literasi dengan jumlah antara 90-100 soal dengan waktu pengerjaan 120 menit.
“Sama saja dengan SMA/SMK, tetapi kalau SD mungkin tingkat kesulitannya juga pasti akan berbeda,” kata dia.
Diperkenankan Menumpang
Sementara itu, kata Yudi, jika masih terdapat SD di daerah-daerah yang masih belum memiliki akses jaringan komputer, maka diperkenankan untuk menumpang di sekolah-sekolah, baik SMP maupun SMA yang telah memiliki laboratorium komputer.
Selain itu, pemerintah pusat juga menurutnya telah mempersiapkan untuk memberikan bantuan chromebook untuk sekolah-sekolah yang masih memiliki keterbatasan komputer.
“Pada prinsipnya kita meminta partisipasi dari sekolah jangan sampai keikutsertaan itu terhalang oleh sarana dan prasarana, karena di ANBK itu kan ada dia statusnya bisa menumpang, jadi enggak ada alasan,” ujarnya.
Adapun hasil dari ANBK ini nantinya akan keluar pada rentan bulan Februari hingga Maret 2024. Hasilnya, kata dia, akan dijadikan sebagai laporan pendidikan bagi setiap sekolah. Sejak diterapkan pada 2021 lalu ANBK menurutnya mampu mendorong sekolah untuk dapat lebih meningkatkan kualitas diri.
“Raport pendidikan itu dianalisis oleh sekolah kemudian nanti larinya ke perencanaan berbasis data (PBD). Memang sejak 2021 terlaksana ini terlihat ada peningkatan kualitas karena mereka (sekolah) bisa melihat kurangnya apa dari hasil evaluasi asesmen,” tuturnya.
Ricky Marly