Jakarta (Lampost.co) — Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjalani proses penahanan di penjara Fulton County, Georgia, selama 20 menit. Selain mendengarkan dakwaan, dia juga mengikuti sejumlah rangkaian layaknya penjahat kriminal, seperti difoto dan lainnya.
Trump tercatat memiliki tinggi 6 kaki 3 inci dan berat 215 pon (96 kilogram). Dia juga tercatat memiliki mata biru dengan rambut pirang.
Usai sesi foto, kandidat terkuat calon presiden dari Partai Republik itu kembali menikmati udara segar setelah membayar uang jaminan yang mencapai Rp3 miliar.
Dia didakwa atas tuduhan terkait upaya untuk membatalkan hasil pemilihan presiden negara bagian tersebut.
Meskipun para pendukung dan pengunjuk rasa berkumpul di penjara sepanjang hari, kunjungan singkatnya ke penjara tersebut sebagian besar tidak menimbulkan insiden.
Trump tidak berbicara kepada publik atau wartawan saat berada di penjara tersebut. Walaupun bisa keluar penjara, kini Trump dilarang menggunakan media sosial untuk mengintimidasi 18 terdakwa lain atau saksi dalam kasus tersebut.
Pemenjaraan Trump di Fulton County menandai kasus pertama Trump diwajibkan membayar uang jaminan. Penahanan ini dikonfirmasi langsung oleh Sheriff Fulton County Pat Labat.
Dia mengatakan seluruh 19 terdakwa dalam kasus subversi pemilu Georgia akan menjalani proses yang sama seperti terdakwa kriminal lainnya di wilayah tersebut.
Seperti diketahui, Trump dan 18 orang sebelumnya didakwa melakukan upaya kriminal untuk ikut campur pemilihan presiden di Georgia. Trump dituding melakukan konspirasi tindakan kriminal untuk membatalkan hasil pemilu AS 2020 di negara bagian tersebut.
Kasus ini bermula dari panggilan telepon pada 2 Januari 2021, Trump mendesak pejabat tinggi urusan pemilu di Georgia, Brad Raffensperger, untuk menemukan surat suara yang cukup, agar Trump dapat membalikkan kekalahannya yang tipis di negara bagian tersebut.
Raffensperger menolak untuk melakukan itu. Empat hari kemudian, pada 6 Januari 2021, dan dua minggu sebelum Trump melepaskan jabatannya, para pendukungnya menyerbu Gedung Kongres AS.
Serbuan itu sebagai salah satu upaya untuk mencegah anggota parlemen mengesahkan kemenangan Biden.
Deni Zulniyadi