Jakarta (Lampost.co) – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina mengatakan jumlah korban tewas yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas terbukti kredibel dalam konflik-konflik sebelumnya.
Ini disampaikan setelah Washington meragukan angka-angka dari perang saat ini. “Di masa lalu, dalam lima, enam siklus konflik di Jalur Gaza, angka-angka ini dianggap kredibel dan tidak ada seorang pun yang benar-benar menentang angka-angka ini,” kata Ketua UNRWA Philippe Lazzarini kepada wartawan di Jerusalem, dilansir dari Mediaindonesia.com, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Perang meletus pada 07 Oktober setelah militan Hamas menyerbu perbatasan Gaza, menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 229 orang dalam pertumpahan darah terburuk dalam sejarah Israel.
Lazzarini mengatakan 57 staf UNRWA terbunuh sejak konflik dimulai. Ia menjelaskan jumlah korban tersebut mencerminkan tingkat korban yang lebih luas di Gaza. Dia menyatakan bahwa rasio staf UNRWA yang terbunuh terhadap jumlah total pekerja outsourcing sejalan dengan rasio warga Gaza yang terbunuh terhadap keseluruhan populasi di wilayah tersebut, seperti yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan. “Kami punya persentase yang kurang lebih sama,” katanya kepada wartawan di Jerusalem.
Tidak Percaya
Komentar Lazzarini muncul hanya beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak percaya pada angka yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza. “Saya tidak menduga orang-orang Palestina mengatakan yang sebenarnya tentang jumlah orang yang terbunuh. Saya yakin orang-orang tak berdosa telah terbunuh dan ini harga dari perang yang mereka lakukan,” katanya dalam konferensi pers Gedung Putih pada Rabu.
Sehari kemudian, Kementerian Kesehatan menanggapinya dengan merilis nama, nomor kartu identitas, jenis kelamin dan usia hampir 7.000 orang yang terbunuh di Gaza. “Kami telah memutuskan untuk mengumumkan rincian nama-nama tersebut ke seluruh dunia sehingga kebenaran tentang genosida yang dilakukan pendudukan Israel terhadap rakyat kami diketahui,” kata kementerian tersebut.
Angka-angka ini dikirimkan setiap hari dari rumah sakit pemerintah ke pusat pencatatan di kementerian kesehatan. Sementara itu, petugas kesehatan di rumah sakit swasta mencatat kematian pada formulir khusus yang dikirim dalam waktu 24 jam ke kementerian kesehatan. Satu layanan khusus di Kementerian Kesehatan ditugaskan untuk, “Memastikan bahwa (data) tersebut tidak mengandung duplikat atau kesalahan,” sebelum menambahkan informasi tersebut ke database pusat mereka.
Deni Zulniyadi