Bandar Lampung (Lampost.co) — Rotary Club Lampung Raden Intan membangun irigasi dengan panjang total 8 kilometer. Antara lain, sepanjang 3 kilometer di Desa Gedongtataan dan Bogorero, Pesawaran, sementara kilometer di Seputih Rahman, Lampung Tengah.
Presiden Rotary Club Lampung Raden Intan, Danil Sujana mengungkapkan, pembuatan drainase bertujuan untuk membantu petani memperoleh air untuk mengairi sawah. Selain mendapatkan air, petani juga bisa mengendalikan debit dan volume air.
Dengan begitu, maka petani bisa mendapatkan hasil yang lebih optimal. Hal itu diharapkan berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan para petani.
“Harapannya, Rotary bisa memberikan manfaat yang baik bagi para petani dan meningkatkan taraf hidup,” ungkapnya di Bogorejo , Pesawaran, Minggu, 13 Agustus 2023.
District Governor Rotary 0410, Ditte menyampaikan, kesejahteraan merupakan fokus kerja bagi Rotary Club. Ia berharap, masyarakat bisa selalu menerima Rotary dalam setiap kegiatannya.
“Harapannya program ini bisa terus berjalan sehingga masyarakat bisa merasakan kenikmatan program,” ujarnya.
Menurut Ketua Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A), Baijuri, sebelumnya masyarakat kesulitan mendapatkan air untuk mengairi sawah. Bahkan warga mesti bersitegang dengan warga yang berada di sepanjang aliran sungai agar mendapat air.
Selain itu, jika masyarakat juga tidak bisa mengendalikan volume air,sehingga ketika debit air meningkat dan menyebabkan padi menjadi rusak dan mengurangi jumlah hasil panen.
“Saya harap masyarakat di sini bisa merawat dan menjaga irigas yang sudah dibangun, dan semua harus merasa bertanggung jawab,” kata dia.
Sementara itu, Pas District Governor Rotary, Eva Kurniati menjelaskan, irigasi yang dibangun di Pesawaran itu mengairi sawah seluah 634 hektare. Bahkan manfaatnya terasa hingga wilayah Pringsewu.
Menurutnya program Rotary di Lampung sudah dilakukan sejak lama. Sebelumnya pihaknya juga membangun akses sanitasi dan lingkungan.
Tidak hanya di Lampung, Rotary juga sudah berhasil mengubah 7.000 hektare rawa menjadi sawah di Cirebon. Sawah itu dikelola oleh masyarakat dan menjadi sumber pengidupan.
“Kami juga memberikan pendampingan kepada para petani agar hasil taninya bisa lebih maksimal dan memiliki nilai ekonomi tinggi,” jelasnya.
Ia berencana mengajak masyarakat setempat untuk mengembangkan beras organik. Terkait hal itu siap untuk memberikan pendampingan hingga menyiapkan pasarnya.