Bandar Lampung (Lampost.co) — SMA YP Unila (Smanila) merayakan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 tahun dengan lomba fashion show budaya. Siswa-siswi dari perwakilan 35 kelas nampak berlenggak-lenggok dengan baju adat daerah yang mereka kenakan. Lomba fashion show ini dilaksanakan di pelataran sekolah setempat pada Senin, 30 Oktober 2023.
Kepala SMA YP Unila, Mapful menerangkan bahwa lomba fashion budaya ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk mengenalkan keberagaman suku dan budaya yang dimiliki Indonesia.
Sebagai generasi penerus bangsa, anak muda menurutnya harus bisa menjunjung tinggi nilai-nilai cinta tanah air serta saling menghargai dalam setiap perbedaan yang ada.
“Itu adalah kekayaan bangsa kita yang dari dulu oleh para pemuda kita perjuangkan. Pemuda harus sadari meskipun Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan adat, tapi kita harus tetap satu,” kata Mapful saat diwawancarai di ruang kerjanya, Senin, 30 Oktober 2023.
Mapful menerangkan, pada momentum Hari Sumpah Pemuda ini, dirinya ingin menekankan kepada para anak didiknya untuk dapat memaknai perjuangan para pendahulu bangsa.
Generasi muda menurutnya harus sadar bahwa dasarnya bergerak dan berpikir adalah dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera di masa yang akan datang. Sehingga jika ini dipersiapkan bukan tidak mungkin Indonesia menurutnya akan menjadi bangsa yang kuat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain.
“Nasib bangsa kita dipegang oleh pemuda, kalau pemudanya tidak bisa dipercaya dan diharapkan, ya kita bisa berharap apa ke depan. Maka sebagai tokoh pergerakan, generasi muda itu harus diberikan wawasan-wawasan kebangsaan yang kuat,” kata dia.
Selain menggelar lomba fashion show budaya, dalam peringatan Sumpah Pemuda tahun ini, SMA YP Unila juga menggelar kegiatan donor darah dan bazar makanan.
Menurut Mapful, kegiatan donor darah dilakukan dalam upaya menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada warga sekolah baik siswa, pegawai, maupun dewan guru. “Kalau dulu darah itu sebagai simbol perjuangan melawan penjajahan, sekarang setetes darah itu adalah untuk kehidupan,” ujar Mapful.
Adapun bazar makanan menurutnya merupakan hasil kerajinan yang dilakukan oleh para siswa. Melalui kegiatan ini ia berharap anak didiknya dapat melatih kemandirian dan inovatif dalam mengasah jiwa berwirausaha.
“Ini adalah bagian dari upaya kita memupuk para siswa agar bisa berinovasi. Pemuda itu harus bangkit di era modern, jangan sampai kita jadi korban,” tandasnya.
Ricky Marly