Panaragan (Lampost.co) — Petani di Kelurahan Dayamurni, Kecamatan Tumijajar, Tulangbawang Barat mengalami gagal panen. Kondisi ini diakibatkan oleh kemarau panjang yang melanda daerah setempat.
Tanaman padi berusia 60 hingga 100 hari dan sudah mengeluarkan bulir padi itu kini tampak menguning. Sementara tanah yang menjadi tempatnya tumbuh tampak retak karena kekeringan.
Amir menjadi salah satu petani di Kelurahan Dayamurni yang mengalami gagal panen akibat kekeringan dan dipengaruhi El Nino tahun ini.
150 Hektare Tanaman Padi di Lampung Barat Gagal Panen Akibat Kekeringan Lahan
Dia mengatakan, tanaman padi yang hanya menunggu beberapa hari lagi untuk dipanen tidak mampu diselamatkan. Sebab, kondisi tanaman padinya saat ini sudah mulai menguning dan ini sudah berlangsung sejak dua pekan terakhir. “Yang jelas gagal panen dampak kemarau,” kata Amir, Senin, 2 Oktober 2023.
Dia memprediksi, dari 3/4 hektare luas lahan yang ditanaminya itu, tidak sampai separuhnya yang mampu bertahan hingga dipanen. “Sekitar 1/4 hektare yang bisa dipanen, karena sisanya bagian bawah airnya enggak sampai setiap dapat giliran mengairi air,” katanya.
Petani di Lampung Selatan Ubah Tanaman Padi jadi Pakan Ternak Akibat Gagal Panen
Dia memprediksi terdapat sekitar 80 hektare tanaman padi di daerah itu yang mengalami gagal panen atau fuso akibat kekeringan.
“Kalau di sekitar lahan saya ada 4 sampai 5 hektare yang gagal panen karena dampak kemarau. Setiap lahan petani ada yang gagal total, ada juga cuma 20 persen yang bisa dipanen,” ungkapnya.
Ricky Marly