Bandar Lampung (Lampost.co) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus mendorong pelaku UMKM untuk memaksimalkan pembayaran secara non tunai.
Asisten II Bidang Ekonomi Dan Pembangunan Lampung, Kusnardi, menjelaskan masyarakat saat ini seharusnya menggunakan pembayaran secara digital. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) dan perbankan dapat mengkampanyekan sehingga akan menular kepada UMKM.
Pembayaran digital itu salah satunya melalui sistem QRIS yang pertumbuhannya sangat pesat. “Lampung salah satu wilayah yang penggunaan pembayaran digitalnya tumbuh paling cepat,” ujarnya, Senin, 19 Juni 2023.
Kepala KPw Bank Indonesia Lampung, Budiyono, mengatakan perkembangan penggunaan QRIS bagi pelaku UMKM sangat menggembirakan.
“Berdasarkan data per 9 Juni 2023 ada 425.845 UMKM yang menerapkan pembayaran menggunakan QRIS. Dari jumlah itu ada kenaikan 50,8 persen dari tahun lalu yang hanya 282,402 UMKM,” kata Budiyono.
Seorang pemilik warung di kawasan Jalan Cut Nyak Dien, Bandar Lampung, Joko Sutiarjo (47), mengaku menggunakan sistem pembayaran secara hybrid, yaitu tunai dan digital.
Dia menilai sistem digital sangat memudahkan karena tidak perlu menyediakan uang tunai untuk kembalian.
“Jika menggunakan QRIS lebih praktis, tidak ribet harus menyediakan uang kembalian dan tidak takut ada uang palsu. Tapi, kendalanya tidak semua pembeli menggunakan QRIS sehingga harus ada juga pembayaran tunai,” ujarnya.
Effran Kurniawan