Kalianda (Lampost.co)–Ratusan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Kabupaten Lampung Selatan dan Tanggamus selama priode Januari-September 2023.
Di Kabupaten Lampung Selatan, Dinas Kesehatan setempat mencatat 124 kasus DBD menjangkiti masyarakat selama tahun 2023. Kasus terbanyak terjadi pada Maret, dengan jumlah 25.
“Pada Januari 9 kasus, Februari 16 kasus, Maret 25 kasus, April 14 kasus, Mei 12 kasus, Juni 9 kasus, Juli 14 kasus, Agustus 11 kasus dan September 14 kasus,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Lampung Selatan, Jamaluddin pada Rabu, 4 Oktober 2023.
“Terkait penyakut DBD, kami melakukan edukasi kepada masyarakat untuk peduli dan mau berupaya mencegah penyebaran DBD dengan menjaga lingkungan,” ujarnya.
Masyarakat juga diimbau untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) minimal ditempat tinggal masing-masing, dengan cara menguras tempat penampungan air satu minggu sekali. Mendaur ulang bahan bekas atau mengubur kalau barang bekas sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.
“Lalu, menabur bubuk larvasida pada penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan kelambu saat tidur, menanam tanaman pengusir nyamuk dilingkungan rumah seperti serai, daun mint, lavender dan basil, Hindarin kebiasaan menggantung pakain dalam rumah, bila diperlukan dapat menggunakan obat nyamuk semprot atau yang dioles,” jelasnya.
DBD di Kabupaten Tanggamus
Kabid Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Tanggamus, Bambang Sutejo mengatakan ada 104 kasus DBD terjadi di wilayahnya selama 2023. Dari jumlah itu, satu pasien meninggal dunia.
“Pasien yang meninggal berasal dari Kecamatan Gisting masih umur 11 tahun. Anak itu meninggal dunia karena memang telat penanganan,” kata dia.
Bambang mengatakan, anak tersebut dibawa ke pelayanan kesehatan dalam keadaan yang sudah kritis dan tidak dapat ditolong lagi dan meninggal dunia.
Untuk itu Bambang mengimbau ketika masyarakat mengalami demam selama tiga hari, lebih baik langsung dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Hal itu dilakukan untuk mendeteksi jenis penyakit yang menyerang.
“Kalau memang panas selama tiga hari tidak turun-turun lebih baik di bawa ke pelayanan kesehatan untuk diperiksa,” ucapnya.
Menurut Bambang, gejala DBD paling umum bisa diketahui dengan demam yang tidak kunjung turun selama tiga hari. Selain itu, timbulnya bercak merah di kulit jika terkena DBD.
“Tapi kalau mau kepastiannya bisa langsung cek laboratorium di rumah sakit atau rapid diagnostic test atau RDT,” ucapnya.
Berdasarkan data, kasus DBD terbanyak terjadi di Kecamatan Kota Agung, Tanggamus dengan 22 kasus. Namun, masih ada beberapa wilayahdi Tanggamus yang masih nihil DBD hingga saat ini.
“Memang ada beberapa wilayah yang nihil DBD seperti Ngarip dan beberapa tempat lainnya,” kata dia.
Putri Purnama