Kotaagung (Lampost.co) — Dinas Kesehatan Kabupaten Tanggamus menyebut bahwa Nyamuk Aedes dengan Wolbachia belum masuk ke Tanggamus. Penyebaran nyamuk tersebut terbatas daerah dengan angka demam berdarah dangue (DBD) tinggi.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Tanggamus, Bambang Sutejo mengatakan perkembangan kasus DBD di Tanggamus masih dapat ditekan dengan cara meningkatkan tindakan pemberantasan sarang nyamuk lewat 3M plus.
“Yaitu menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas yang dapat menampung air hujan,” kata dia, Senin, 27 November 2023.
Dinas Kesehatan Tanggamus mencatat ada 124 kasus DBD hingga November 2023, sedangkan pada 2022 mencapai 212 kasus.
“Pada 2023 kasus DBD tertinggi terjadi pada Maret 20 kasus dengan daerah Kecamatan Kotaagung menjadi kasus terbanyak yaitu 28 kasus,” kata dia.
Ia menjelaskan, terkait dengan Wolbachia, penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan bahwa Wolbachia merupakan bakteri yang ada di dalam tubuh nyamuk Aedes. Bakteri ini dapat menghambat perkembangan virus dangue dan dapat mencegah penularan DBD.
“Apabila nyamuk Aedes telah ada wolbachia berkembang biak, maka keturunannya akan mempunyai bakteri Wolbachia juga. Dengan demikian, akan semakin banyak nyamuk Aedes yang dapat menghambat perkembangan virus dengue,” jelasnya.
Kemudian, dengan adanya nyamuk Aedes berwolbachia, penularan DBD dapat ditekan. Menariknya, bakteri Wolbachia ini tidak akan membahayakan bagi manusia.
“Karena pada saat bakteri Wolbachia ini berada diluar tubuh serangga tadi, maka bakteri ini akan mati dengan sendirinya,” tandasnya.
Atika Oktaria