Bandar Lampung (Lampost.co) – Pemilik usaha angkutan umum di Bandar Lampung mengeluhkan penurunan pendapatan akibat merebaknya ojek online (OJOL). Banyaknya unit angkot yang tidak beroperasi dan menurunnya jumlah penumpang menjadi dampak negatif bagi pelaku usaha angkutan konvensional.
Dari pantauan Lampost.co terlihat puluhan angkot di Jalan Raden Intan, Pasar Bawah, Kota Bandar Lampung berhenti menunggu penumpang (ngetem), namun hanya sedikit angkot yang mendapatkan satu atau dua penumpang.
Yunzri, mantan pengurus angkot trayek Sukarame – Tanjungkarang menjelaskan saat ini hanya sekitar 20 mobil angkot yang masih beroperasi di trayek tersebut. Jumlah tersebut menurun drastis dari sebelumnya yang mencapai 70 angkot sebelum adanya ojek online.
Yunzri juga menyewakan beberapa mobil angkot kepada orang lain, namun tidak semuanya beroperasi karena kurangnya minat penumpang. Selain itu, minimnya pemasukan juga berdampak pada perawatan dan perbaikan angkot yang kurang optimal.
Salah satu supir angkot, Samsurizal, mengungkapkan bahwa dirinya harus menunggu hingga satu jam dan hanya mendapatkan dua penumpang dari trayek Sukarame-Tanjungkarang. Ia merasa pendapatannya menurun drastis sejak banyaknya ojek online yang bersaing.
Samsurizal menambahkan bahwa sebelum maraknya ojek online, ia mendapatkan pendapatan yang stabil dan mencukupi. Namun, kini pendapatannya menurun bahkan tidak mencukupi untuk biaya sehari-hari. Setoran yang dulu mencapai Rp150 ribu per hari, kini turun menjadi Rp60 ribu, tergantung kebijakan pemilik angkot.
Supir angkot lainnya, Sahdan, yang telah berprofesi sebagai supir angkot selama hampir 30 tahun, menyadari kemajuan zaman dan teknologi. Meski pendapatannya menurun, ia tetap berusaha untuk mencukupi kehidupan keluarganya.
Pemerintah Kota Bandar Lampung belum memberikan langkah konkret untuk mengatasi masalah penurunan pendapatan supir angkot. Banyak angkot yang tidak membayar pajak dan tidak aktif mengikuti KIR (Kendaraan Bermotor yang Layak Jalan). Hal ini membuat supir angkot kecewa dan berharap pemerintah memberikan solusi serta perhatian lebih terhadap angkutan umum.
Kepada Pemerintah Kota Sahdan berharap untuk diberikan solusi agar Angkutan umum (angkot) mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah itu sendiri sebab baginya banyak orang yang menggantungkan nasibnya sebagai supir angkot.
“Saya hanya berharap Pemerintah mampu memberikan solusi dan memperhatikan dengan lebih kepada para supir angkot, karena banyak sekali orang termasuk saya yang menggantungkan nasib untuk hidup sebagai supir angkot,” tegasnya
Nurjanah