Bandar Lampung (Lampost.co) – Perundungan (bullying) menjadi permasalahan pada anak-anak dan saat ini banyak terjadi. Aksi tersebut menimbulkan efek psikologis jangka panjang sehingga lukanya tidak terlihat, tetapi membekas dalam emosional.
Bullying pada anak dan remaja dapat menyebabkan kerugian emosional serius, walaupun tidak ada kerugian fisik yang terlihat.
Masalah menindas anak yang lebih lemah di kalangan anak hingga remaja ibarat gunung es. Pasalnya, kasus tersebut sering terjadi sejak lama, tetapi masih kurang mendapat atensi dari masyarakat luas.
“Asumsi pelaku dengan mem-bully orang lain akan merasa puas, lebih kuat, dan dominan,” kata Psikolog, dosen Departemen Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Tiara Diah Sosialita MPsi, dikutip dari Medcom, Kamis, 5 Oktober 2023.
Mengutip dari laman resmi Unair, Tiara menjelaskan terdapat beberapa penyebab kasus perundungan banyak terjadi pada remaja. Secara psikologis, sikap-sikap negatif, seperti perasaan iri, dendam, atau permusuhan dapat memicu bullying.
Namun, biasanya bullying terjadi karena kepercayaan diri pelaku yang cenderung rendah. Aksi merundung itu menjadi sarana pelaku untuk mencari perhatian orang-orang di sekitarnya.
Berdasarkan survei Pusat Statistik Pendidikan Nasional (NCES) di Amerika menunjukkan satu dari setiap lima remaja (usia 12–18 tahun) pernah mengalami perundungan di sekolah.
Perundungan paling umum terjadi di sekolah menengah (SMP dan SMA) dengan sepertiga siswa mengalami beberapa bentuk penindasan. Alasan utamanya dari penampilan fisik, ras atau etnis, gender, disabilitas, agama, dan orientasi seksual.
10 ciri perundungan
Hal itu berdampak pada luka yang tidak terlihat, sehingga orang tua seharusnya memerhatikan perubahan perilaku anaknya.
Mengutip dari Newport Academy, berikut ini rangkuman tanda-tanda remaja sedang mengalami perundungan:
Luka, goresan, atau memar yang tidak diketahui penyebabnya
Barang hilang, rusak, atau sobek
Hilangnya atau perubahan nafsu makan
Kerap sakit perut, sakit kepala, atau keluhan fisik lainnya
Mencoba keluar saat pergi ke sekolah atau aktivitas sepulang sekolah
Minat bersekolah berkurang atau nilai buruk
Tampak sedih, murung, atau depresi, terutama saat pulang sekolah
Menunjukkan perilaku cemas
Menurunnya harga diri
Menarik diri dari teman dan kegiatan sosial
Tanda-tanda tersebut memang bukan jaminan anak sedang mengalami penindasan. Namun, mengetahui tanda tersebut dapat membantu orang tua mengetahui yang sedang terjadi pada anak.
Jika melihat tanda-tanda tersebut, penting untuk berdiskusi dengan anak sesuatu yang dialaminya, seperti penindasan fisik, verbal, atau lainnya.
Dampak bullying
Risiko yang ditimbulkan dari bullying sangat beragam, mulai dari yang ringan hingga bisa menghilangkan nyawa korbannya. Penelitian menyebutkan beberapa dampak kesehatan mental dari intimidasi pada remaja:
Risiko kecemasan, depresi, dan trauma meningkat
Risiko bunuh diri lebih tinggi
Harga diri yang rendah
Selain itu, korban penindasan juga tidak hanya berdampak pada kesehatan mental jangka panjang. Namun, penelitian menyebutkan korban perundungan berisiko lebih tinggi mengalami perilaku agresif dan anti-sosial, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, putus sekolah, dan aktivitas seksual dini, serta hukuman pidana.
Effran Kurniawan