Bandar Lampung (Lampost.co)–Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Lampung, Fitrianita Damhuri mengatakan bahwa faktor lingkungan menjadi penyebab kenakalan remaja hingga terjadinya tawuran dan kekerasan lainnya.
Menurut Fitrianita, kondisi tersebut berakibat pada pola kembang anak untuk melakukan kekerasan di luar lingkungan rumah maupun sekolah. Untuk itu seluruh pihak harus bekerja sama untuk menangani permasalahan kenakalan remaja yang saat ini mulai meningkat.
“Lokasi kekerasan anak pertama didominasi rumah tangga atau rumah dan kedua lingkungan sekolah. Kalau melihat aktivitas anak-anak sebagian besar ada di rumah dan sekolah sehingga tanggung jawab bagaimana menciptakan rumah dan sekolah sebagai lingkungan yang aman,” kata dia kepada Lampost.co saat dikonfirmasi pada Selasa, 7 November 2023.
Fitrianita mengatakan program Sekolah Ramah Anak (SRA) dapat menghindari anak dari perilaku yang tidak diinginkan. SRA menciptakan ruang aman, baik fasilitas, kurikulum, maupun lingkungan yang tidak berbahaya untuk anak.
“Seluruh SMA dan SMK negeri secara bertahap harus menjadi sekolah ramah anak. Kami juga kolaborasi dengan Kanwil Kemenag supaya madrasah dan ponpes menjadi sekolah yang ramah anak,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi 1 DPRD Lampung, Budiman AS meminta aparat kepolisian meningkatkan kembali patroli untuk mencegah sedini mungkin terjadinya tawuran antarpelajar hingga menimbulkan korban jiwa.
“Kami berharap kepolisian lebih intens melakukan patroli di tempat titik-titik kumpul anak-anak muda di hari weekend. Karena biasanya mereka bertemu dan akhirnya jadi tawuran,” ujarnya, kemarin.
Dia juga meminta agar para orangtua lebih intensif memperhatikan anak-anaknya di tengah kemajuan teknologi, terutama konten di media sosial. Sebab berdasarkan cacatan kepolisian, banyak kejahatan remaja yang berawal dari saling serang di media sosial instagram.
“Orangtua harus lebih mengawasi anaknya pada usia remaja ini yang masih mencari jati diri. Jadi orangtua harus paham kebiasaan anaknya. Saya juga ingin di sekolah dikembalikan lagi pelajaran budi pekerti agar anak didik bisa belajar tentang etika, moral, dan bagaimana bergaul,” ujarnya.
Putri Purnama