Bandar Lampung (Lampost.co)–Momen Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 1928 harus dimaknai dalam tindakan oleh para pemuda di Indonesia, khususnya Lampung. Apalagi momen tonggak pemersatu kaum pemuda se-Indonesia itu sudah berlangsung sejak 95 tahun yang lalu, yakni pada 1928.
Hal tersebut disampaikan dr. Muhammad Atras Mafazi, yang juga bakal calon legislatif dari Partai Gerindra Daerah Pemilihan (Dapil) Lampung I. Menurutnya, harus ada aktualisasi yang dilakukan anak muda saat ini, terutama kaum milenial dan generasi Z dengan berhimpun dan bersatu.
“Banyak anak muda beda-beda background, seperti pengusaha, politikus, akademisi, aktivis dan lainnya, asal latar belakang dan kemampuan para anak mudah ini bisa sama-sama digunakan untuk hal yang terbaik, mudah-mudahan Indonesia bisa maju,” ujar Atras.
Apalagi menurut Atras, saat ini Indonesia mengalami bonus demografi dengan tingginya angka penduduk pada usia muda. Ia berharap bonus demografi itu bisa dimanfaatkan dalam rangka mencapai Indonesia emas 2045, yang dicanangkan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
“Jangan sampai ini menjadi bencana demografi, dan menuju Indonesia emas 2045 ini sisa sekitar 20 tahunan lagi dan harus benar-benar dimanfaatkan,” katanya.
Atras yang memiliki later belakang Dokter, aktivis pemuda, dan juga pengusaha itu mengatakan bahwa jika nanti terpilih menjadi anggota DPR RI, maka siap memperjuangkan aspirasi masyarakat Lampung, khususnya kaum pemuda. Tentunya sesuai fungsi DPR selaku penyerap aspirasi, pembentuk undang-undang, dan pengawasan anggaran.
“Saya berharap bisa mendorong kebijakan-kebijakan dan menyerap aspirasi, yang relate dengan usia milenial dan Gen Z dan saya berharap nanti mayoritas bisa mengisi kursi eksekutif maupu legislatif,” kata Alumnus Magister Manajemen FEB UI.
Atras berharap akan ada kebijakan dan aturan dari pemerintah pusat yang berpihak pada enterpreneur muda. Apalagi setiap tahunnya lulusan Universitas jumlahnya jutaan, sedangkan lapangan pekerjaan terutama sektor pemerintahan maupun swasata masih minim.
“Karena itu tak semua dapat ditampung, makanya harus ada dorongan dari pemerintah pusat mempermudah sektor enterpreneur, kemudahan pemberian modal kerja, pemasaran, hingga mentoring,” katanya.
Selain itu, Atras yang juga alumnus Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu juga akan fokus pada sektor kesehatan. Menurutnya kunci pemanfaatan bonus demografi dan Indonesia emas, juga harus diawali dari kualitas sumber daya manusia (SDM).
Oleh karena itu pemenuhan gizi dan kualitas makanan serta hidup anak muda. Salah satu kendala yang dialami indonesia, adalalah angka stunting yang cukup tinggi, karena itu harus ada percepatan penanganan untuk mencegah stunting.
“Angka stunting tinggi di Indonesia, anak Indonesia bisa saya bilang kalah dilahirkan, karena dimulai dari ibu hamil, makanya 1.000 hari pertama ini penting fase nutrisi,” katanya.
Kemudian, ketika kondisi kesehatan sudah baik, juga harus ditopang dengan kualitas pendidikan seperti peningkatan kualitas pembelajaran, dan sarana prasarana pendidikan. Agar lulusa SMA/SMK serta perguruan tinggi bisa bersaing dengan lulusan luar negeri.
“Pada sektor pendidikan harus bisa merata, tidak hanya di Jakarta saja, harus ada pemerataan di Sumatera, dan khususnya Lampung. Harus ada perbaikan yang masif untuk fasilitas, teknologi pembelajaran, dan juga akses jalan yang mudah di jangkau menuju sekolah oleh pelajar, ” katanya.
Profil Muhammad Atras Mafazi.
Nama : Muhammad Atras Mafazi
Umur : 33 tahun
Jenjang Pendidikan
1. Magister Manajemen FEB UI 2016-2018
2. Pendidikan Dokter FK UIN Syarif Hidayatullah 2008-2014
3. SMA Islam Al- Azhar 1 Jakarta Selatan.
Penghargaan
2018 : Delegasi, Taiwan Muslim Youth Exchange for South East Countries 2018, Taipei, Taiwan.
2013 : Delegasi Indonesia, IFMSA (International Federation of Medical Students’ Associations) March Meeting 2013, Jakarta, Indonesia.
2006 : Delegasi Indonesia, IEARN (International Education &n Research Network) Youth Summit 2006, Enschede, Netherlands.
Putri Purnama