Kalianda (Lampost.co) — Minggu pagi, 5 November 2023, Gereja HKBP Agaphe Natar, Lampung Selatan, ramai didatangi jemaat seperti hari minggu lainnya. Namun, ibadah pada minggu pertama November itu terlihat sedikit berbeda karena para ina, sebutan untuk kaum ibu dalam bahasa Batak, berbaris di halaman sambil membawa tandok, wadah beras khas.
Senyum menghias wajah-wajah ina yang sedang menjunjung tandok di kepala. Sementara para ama, sebutan kaum bapak, sumringah memegang buah-buahan yang dikemas dalam parsel cantik. Rona bahagia terlukis di wajah para jemaat pada momen spesial tersebut.
Sayup-sayup terdengar musik mengalun dari dalam gereja. Barisan ina melangkah memasuki gedung gereja, diikuti ama. Beras dan buah-buahan yang dibawa itu selanjutnya diserahkan kepada sintua, pelayan gereja.
Hasil bumi itu menjadi silua, yang artinya persembahan bagi gereja. Kemudian, silua itu akan dilelang dalam pesta pembangunan yang disebut pesta gotilon dalam balutan tema Minggu Ekologi, pada siang harinya usai ibadah.
Pada hari itu, ibadah dan pesta gotilon HKBP Agaphe Natar sedang memperingati hari lingkungan hidup.
Dalam khotbahnya, gembala jemaat HKBP Agaphe Natar, Pdt. Rini Hutajulu, menyatakan kondisi lingkungan saat ini makin rusak. Kekeringan yang terjadi di banyak tempat disebabkan karena El Nino.
“Kerusakan lingkungan saat ini bisa diatasi dengan hal sederhana seperti menanam pohon di rumah atau lingkungan sekitar kita,” kata dia.
Dengan tumbuhnya pohon, maka burung-burung akan datang dan berkicau membuat suasana menjadi asri. Pohon tersebut juga akan menyerap karbondioksida dan mengubahnya menjadi oksigen yang berguna bagi makhluk hidup.
Selain itu, keberadaan pohon juga akan menambah cadangan air bagi manusia. “Saat hujan turun, akar pohon akan menyerap dan menyimpannya,” kata Inang Pendeta, begitu ia disapa.
Kepedulian manusia terhadap lingkungan harus ditingkatkan, karena bumi menjadi tempat segenap makhluk untuk hidup. Jemaat juga melakukan penanaman pohon di lingkungan gereja sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan.
Effran Kurniawan