Brussel (Lampost.co)–Konflik di jalur Gaza antara Palestina-Israel menjadi perhatian dunia, termasuk serangan membabi buta di kawasan sipil. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menilai pemadaman listrik dan isolasi total di Jalur Gaza merupakan bentuk pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Isolasi ini dilakukan Israel dalam upaya memberantas semua pejuang kelompok Hamas sejak meletusnya perang antarkedua pihak pada 7 Oktober.
“Gaza benar-benar padam dan terisolasi, sementara penembakan besar-besaran terus berlanjut. UNRWA memperingatkan tentang situasi putus asa masyarakat Gaza tanpa listrik, makanan, air,” tulis Borrell di X, media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
“Terlalu banyak warga sipil, termasuk anak-anak, yang terbunuh. Ini bertentangan dengan Hukum Humaniter Internasional,” sambungnya, seperti dikutip dari laman Anadolu Agency, Minggu, 29 Oktober 2023.
Borrell meminta penghentian segera permusuhan antara Israel dan Hamas untuk memungkinkan penyaluran akses kemanusiaan ke Gaza.
Blok Eropa tersebut mengutuk segala bentuk serangan terhadap warga sipil, termasuk gempuran roket tanpa pandang bulu yang terus berlanjut terhadap Israel, dan kami meminta pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, tambahnya.
Gaza telah mengalami serangan udara Israel tanpa henti sejak operasi kilat Hamas pada 7 Oktober yang telah menewaskan setidaknya 1.400 orang di Israel.
Perang Israel-Hamas
Serangan kilat itu disebut dengan Operasi Banjir Al-Aqsa, sebuah operasi multi-cabang yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.
Israel menanggapinya dengan kampanye serangan udara tanpa henti, yang semakin intensif pada Jumat malam bersamaan dengan aktivitas darat di tengah pemadaman total jaringan telekomunikasi dan internet.
Setidaknya 7.703 warga Palestina, termasuk 3.595 anak-anak, telah tewas dalam serangan balasan Israel. Sementara jumlah korban tewas di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza juga bergulat dengan kekurangan makanan, air, dan obat-obatan akibat blokade Israel terhadap wilayah tersebut. Hanya sedikit truk bantuan yang menyeberang ke Gaza sejak dibukanya titik penyeberangan Rafah dengan Mesir akhir pekan lalu.
Majelis Umum PBB pada Jumat malam menyetujui resolusi yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan. Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen menyebutnya sebagai tindakan “tercela” dan menolak keras resolusi tersebut.
Sri Agustina