Bandar Lampung (Lampost.co)—Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mencatat terjadi 1.973 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada periode Januari—September 2023. Jumlah kasus ini tersebar di 15 kabupaten/kota yang ada di Lampung.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Lampung, Edwin Rusli mengatakan jumlah kasus DBD tertinggi pada periode tersebut terjadi di Kabupaten Lampung Timur dengan total 309 kasus.
“Sejauh ini yang tertinggi adalah Kabupaten Lampung Timur sejumlah 309 kasus, dan yang terendah yaitu kabupaten Mesuji dengan 17 kasus”, ujarnya, Minggu, 15 Oktober 2023.
Jumlah kasus penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini biasanya cenderung meningkat saat musim penghujan. Hal ini karena genangan air tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus banyak ditemukan di lingkungan tempat tinggal masyarakat.
Meskipun begitu, Edwin menyebut kondisi cuaca di Lampung saat ini terbilang mendukung dalam upaya pengendalian penyakit DBD.
“Kalau DBD itu kan tergantung dengan peralihan cuaca. Untuk saat ini kan peralihan dari musim kering ke musim hujan. Tapi ini masih cenderung ke musim kemarau, masih terkendali,” jelasnya.
Dinkes Lampung akan melakukan tindak lanjut penanganan jika ditemukan peningkatan jumlah kasus yang signifikan. Sistem kewaspadaan dini juga diterapkan untuk memitigasi penyakit tersebut. Masyarakat yang mengalami gejala atau terindikasi terjangkit DBD diminta untuk segera melapor sehingga dapat segera ditangani oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun tingkat lanjut.
“Jika ada kenaikan signifikan di kabupaten/kota, kita langsung turun, karena kita ada sistem kewaspadaan dini,” kata dia.
Peran aktif masyarakat untuk menjaga lingkungan melalui penerapan PSN 3M Plus sangat dibutuhkan guna memerangi penyakit DBD. Selain itu, kolaborasi tenaga kesehatan dalam melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan penyakit itu juga menjadi hal penting.
“Dalam pemahaman masyarakat, kalau ada DBD itu pasti yang diminta adalah fogging. Padahal ini hanya mengusir nyamuk. Supaya benar-benar hilang maka perlu penerapan 3M Plus,” ungkapnya.
Adapun upaya lain yang dilakukan oleh Dinkes Lampung adalah berkoordinasi dalam upaya preventif dan promotif dengan kemandirian masyarakat melalui Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). Kegiatan ini memberdayakan masyarakat dengan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam aktivitas pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk untuk mengendalikan penyakit DBD.
Nurjanah