Bandar Lampung (Lampost.co) — Kopi menjadi minum kesukaan sebagian masyarakat. Selain sebagai teman santai dan pelengkap saat bersama teman, kopi juga dimanfaatkan untuk penghilang rasa kantuk.
Meski begitu, sebagian orang tidak bisa menikmati kopi karena memiliki penyakit asam lambung. Hal itu disebabkan kandungan kafein yang bisa memicu naiknya asam lambung dan menimbulkan rasa mual atau bahkan perih.
Anggota Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Lampung Dokter Boy Zaghlul mengatakan perut kosong menjadi penyebab utama terjadinya sakit lambung. Sebab, meski tak ada makanan yang masuk lambung tetap akan bekerja. Hal tersebut membuat cairan asam naik dan merusak lambung.
Meski begitu, menurutnya, pengidap penyakit asam lambung tetap bisa menikmati kopi. Menurutnya, kopi memiliki kadar asam yang berbeda-beda setiap jenisnya. Masyarakat bisa memilih kopi yang memiliki kadar asam yang rendah.
“Kopi itu kan asam ya, tapi ada yang kadar asamnya rendah, silahkan cari yang rendah dan dibatasi konsumsinya,” ungkapnya.
Berikut tips menjaga asam lambung tetap stabil bagi para penikmat kopi:
1. Jangan minum kopi saat perut kosong
Kondisi kerap dipandang sepele oleh sebagian orang, namun efek sangat terasa. Dokter Boy Zaghlul menjelaskan, kafein merupakan zat yang memicu produksi asam lambung.
Sehingga ketika minum kopi dalam keadaan perut kosong bisa menimbulkan rasa mual hingga perih. Pasalnya, tidak ada makanan di dalam lambung yang dapat melindungi dinding lambung dari asam yang bersifat merusak.
Jika tak ingin makan nasi, anda bisa menggantinya dengan makanan padat lain seperti telur, pisang, atau oatmeal dapat membantu mengatasi mual dengan cara menetralisasi asam lambung berlebih.
2. Upayakan konsumsi kopi rendah kafein
Dilansir dari Halodoc.com, meski semua jenis kopi memiliki kafein, namun ada beberapa jenis kopi yang memiliki kandungan kafein rendah. Hal tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi orang dengan penyakit asam lambung.
Untuk menghindari rasa mual dan perih, pengidap asam lambung bisa mengonsumsi kopi yang dipanggang sampai hitam atau dark roast. Selain itu, kopi yang disajikan dengan proses cold brew juga lebih tepat untuk pengidap GERD. Sebab, jenis kopi ini akan mengekstrak asam lebih sedikit.
Pilihan lainnya yang bisa dipertimbangkan adalah kopi decaf yang memang mengandung kafein lebih rendah, dibandingkan dengan kopi pada umumnya, atau kopi chicory. Bisa juga menambahkan susu dalam kopi yang diseduh, karena susu bisa membantu mengikat asam klorogenik yang selanjutnya menekan terbentuknya asam lambung.
Selain cold brew, pilihan kopi lain yang ramah untuk pengidap asam lambung adalah kopi latte. Selain karena biji kopi yang digunakan telah dipanggang dalam waktu lama atau very dark roast, kopi latte juga dibuat dengan tambahan susu.
3. Konsumsi Makanan Penetralisir
Untuk mencegah perih, pengidap asam lambung juga bisa mengkonsumsi makanan yang bersifat basah atau mengandung banyak air. Hal itu disebut dapat menetralisir asam lambung. Makanan ini bisa dikonsumsi sambil meminum kopi seperti kacang-kacangan, sayur, dan buah.
4. Minum air mineral
Ketika pesan kopi di restoran atau kafe, kebanyakan tidak lagi memesan air mineral. Begitu pun di rumah, ketika sudah dihadapkan dengan kopi, sebagian orang sudah malas untuk minum air mineral. Padahal hal tersebut sangat berdampak terhadap kondisi lambung.
Kopi dapat merangsang keluarnya air dari tubuh dan bersifat asam bagi lambung. Minum air mineral dapat membantu menetralkan asam lambung dan mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena minum kopi.
5. Batasi konsumsi kopi harian
Meskipun dapat dicegah, namun kondisi tubuh manusia memiliki ketahanan yang berbeda dan berubah-ubah. Sehingga pengidap asam lambung tetap disarankan untuk membatasi konsumsi kopi setiap harinya.
Selain memicu asam lambung, asupan kafein berlebihan juga bisa menyebabkan beberapa efek negatif pada tubuh. Di antaranya inkontinensia urine, peningkatan tekanan darah, peningkatan risiko asam urat, masalah menstruasi, hingga insomnia atau sulit tidur. Bukan hanya itu, kadar kafein yang sangat berlebihan pada tubuh dapat berujung pada terjadinya masalah mengingat, kerusakan tulang, masalah kardiovaskular, hingga peningkatan hormon kortisol.
Nurjanah