Bandar Lampung (Lampost.co)– PTPN VII, salah satu anak perusahaan PTPN III (Persero), menyatakan kesiapannya untuk bergabung dengan Supporting.Co, salah satu subholding di PTPN Group. Kesiapan ini ditandai dengan pembentukan Tim Transisi yang bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy mengatakan, secara keseluruhan PTPN VII sudah siap untuk bergabung dengan Supporting.Co. Ia mengakui, proses untuk menuju kata siap ini sangat panjang dan kompleks. Sebab, kata dia, begitu banyak faktor teknis, non teknis, dan faktor psikologis yang harus disiapkan dengan sangat rigid dan hati-hati.
“Persiapan PTPN VII memasuki Supporting.Co ini bukan sekadar administratif, ya. Ada banyak sekali faktor non teknis yang harus diakomodasi dengan sangat bijak. Sebab, faktor-faktor non teknis itu menyangkut psikologis juga. Kita butuh kesabaran, ketelitian, waktu, dan banyak hal lain sehingga bisa terlihat proyeksi prospek ke depan,” kata Ryan.
Berdasarkan pemetaan potensi yang dilakukan PTPN Holding, PTPN VII dimasukkan ke dalam Subholding Supporting.co. Kabar itu cukup menarik perhatian karena dari empat komoditas yang dikelola PTPN VII, hanya teh yang dalam kategori “rupa-rupa” komoditas. Lebih dari itu, luas kebun teh PTPN VII yang berada di Pagaralam, Sumatera Selatan itu juga hanya sekitar 1.500 hektare.
“Kita kan dominan sawit, karet, dan gula (tebu), tetapi kok dimasukkan ke Supporting. Setelah mendapat penjelasan dari Holding, ternyata kita (PTPN VII) dinilai punya infrastruktur dan prospek terbaik untuk menjadi salah satu penopang Supporting.Co,” kata Ryan.
Secara teknis operasional di lapangan, Senior Executive Vice President (SEVP) Business Support PTPN VII Okta Kurniawan menyatakan secara keseluruhan PTPN VII sudah siap. Ia mengakui, proses untuk menuju kata “siap” ini sangat panjang dan kompleks. Sebab, kata dia, begitu banyak faktor teknis, non teknis, dan faktor psikologis yang harus disiapkan dengan sangat rigid dan hati-hati.
“Persiapan PTPN VII memasuki Supporting.Co ini bukan sekadar administratif, ya. Ada banyak sekali faktor non teknis yang harus diakomodasi dengan sangat bijak. Sebab, faktor-faktor non teknis itu menyangkut psikologis juga. Kita butuh kesabaran, ketelitian, waktu, dan banyak hal lain sehingga bisa terlihat proyeksi prospek ke depan,” kata Okta.
Okta mengatakan, proses peralihan ini tidak sederhana. Pertanyaan paling awal ketika mendapat kabar PTPN VII bergabung dengan Supporting.Co bersama delapan PTPN lain yang secara teritorial sangat berjauhan adalah kemungkinan mutasi karyawan sampai Sulawesi.
“Sangat dipahami ketika informasi itu muncul, yang pertama terbayang adalah mutasi jauh sekali. Tetapi, secara perlahan bisa kita komunikasikan dengan baik. Banyak sekali pertanyaan lainnya, termasuk soal hak-hak normatif Karyawan, kemungkinan pengurangan Karyawan, pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya,” terang Okta.
Menjelaskan secara konstruktif kepada Karyawan dan semua stakeholder sudah sampai pada pemahaman yang baik. Saat ini, kata Okta, pihaknya sudah selesai menyiapkan segala sesuatunya untuk segera masuk ke Supporting.Co dengan elegan.
“Sejak diumumkan kami masuk Supporting.Co, kami membentuk Tim Transisi untuk menyiapkan segala sesuatunya. Tentu, kami terus berkordinasi dan berkomunikasi dengan Holding tentang konstruksi, parameter, dan semua instrumen yang dibutuhkan dan harus disiapkan. Saat ini, kami sudah lakukan,” kata Okta.
Tim Transisi yang dibentuk PTPN VII berasal dari semua Bagian. Tim ini, kata Okta, terus bekerja secara paralel dan berseri dengan membentuk struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan di Subholding, membangun sistem informasi yang selaras, dan memberi pelatihan kepada Karyawan yang disiapkan.
“Kami telah membentuk Tim Transisi yang bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Kami juga telah melakukan penyusunan Struktur Organisasi baru yang sesuai dengan kebutuhan Subholding,” kata Okta.
Bergabungnya PTPN VII ke dalam Subholding Supporting.Co, menurut Budi Susilo sangat menguntungkan dari sisi kesejahteraan Karyawan. Ia mengatakan, standar pendapatan Karyawan dengan demikian akan mengacu kepada strata tertinggi dari PTPN yang tergabung.
“Saya yakin, ini akan membawa kemaslahatan untuk kita Karyawan, stakeholder, masyarakat, dan bangsa kita,” kata Budi Susilo.
Sementara itu, SEVP Operation II PTPN VII Wiyoso mengatakan, proses transisi operasional komoditas karet dan tebu sudah tinggal “diberangkatkan.” Ia mengatakan, Operation II PTPN VII yang membidangi komoditas tebu (gula putih) dan karet akan melakukan Kerja Sama Operasional (KSO) dengan dua Subholding lain. Yakni, dengan Subholding Sugar.Co untuk komoditas tebu dan dengan Sub
Sri Agustina