Pesawaran (Lampost.co)–Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesawaran, mencatat ada beberapa faktor yang mengakibatkan anak putus sekolah. Salah satunya adalah faktor ekonomi keluarga.
“Faktor ekonomi masih menjadi penyebab paling tinggi, karena dengan ekonomi yang rendah, anak-anak diminta untuk membantu orang tuanya mencari nafkah. Kemudian jarak yang jauh biasanya anak-anak malas untuk sekolah yang mengakibatkan berhenti sekolah,” ujar Kadisdikbud Pesawaran, Anca Martha Utama kepada Lampost.co pada Senin, 12 Juni 2023.
Menurut Anca, hubungan orang tua yang tidak harmonis juga menjadi salah satu faktor anak putus sekolah. Sebab keadaan itu dapat menghadirkan rasa ketidakpedulian dan rasa tidak tanggungjawab kepada keluarga.
“Hal ini tentunya berdampak pada pendidikan anak, ketidakharmonisan hubungan orang tua juga dapat menuntun anak ke dalam jurang putus sekolah, maka dari itu kita terus melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak,” ujar dia.
Untuk menekan angka putus sekolah di Kabupaten Pesawaran, Dinas Pendidikan terus mensosialisasikan Program Indonesia Pintar (PIP) dan menyiapkan bantuan perlengkapan siswa kurang mampu.
Berdasarkan data tahun ajaran 2021-2022 angka anak putus sekolah untuk tingkat SD tercatat 57 orang, sedangkan untuk SMP terdapat 19 orang.
“Selain sosialisasi, kami juga telah berupaya dengan membuat program-program yang sifatnya untuk membantu para siswa dari keluarga kurang mampu, dan kami juga bekerja sama dengan BAZNAS Pesawaran,” kata Anca.
Anak Putus Sekolah di Lampung Timur
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lampung Timur, Marsan mengatakan selain faktor keharmonisan keluarga dan ekonomi, anak putus sekolah juga disebabkan oleh adanya pernikahan dini.
“Motivasi yang rendah diakibatkan broken home dan pernikahan dini itu juga menjadi penyebab banyaknya angka anak yang putus sekolah,” kata Marsan.
Untuk itu Disdikbud Lamtim terus berupaya untuk mengantisipasi maningkatnya angka puris sekolah di wilayahnya. Salah satu cara yang dilakukan yakni dengan memasifkan sosialisasi wajib belajar 9 tahun dan program sekolah gratis.
“Ya untuk mengatasi anak putus sekolah adanya dana BOP Kesetaraan untuk PKBM, jadi dari anggaran itu bisa membantu anak-anak yang putus sekolah di Lampung Timur,” pungkasnya.
Putri Purnama